Ceramah Umum Universitas Suryakancana (UNSUR) Cianjur Hadirkan Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub
24 January 2024 9:49 AM
Ceramah Umum Universitas Suryakancana (UNSUR) Cianjur Hadirkan Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub
Bagikan halaman ini :
CERAMAH UMUM: Ceramah Umum Human Universitas Suryakancana (UNSUR) Cianjur Oleh Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub.dok UNSUR

UNSUR.ac.id-Acara Ceramah Umum bagi sivitas akademik digelar di Auditorium Pascasarjana Universitas Suryakancana (UNSUR) Cianjur dengan Penceramah Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub yang juga Staf Khusus Mendikbudristek 2015-2021 dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar Periode 2003-2007.

Kegiatan Ceramah Umum bagi sivitas akademik Universitas Suryakancana (UNSUR) Cianjur dengan dihadiri pimpinan Fakultas, Ketua dan Sekretaris Program Studi beserta perwakilan 6 orang dosen Fakultas.

Rektor Universitas Suryakancana (UNSUR) Prof Dr H Dwidja Priyatno SH SM SpN dalam sambutanya sangat beterima kasih atas kehadiran Penceramah Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub ke kampus Universitas Suryakancana.

"Beliau Guru Besar yang sangat luar biasa, kami berteman dekat makanya beliau hadir di Universitas Suryakancana, ilmu yang akan beliau sampaikan akan sangat bermanfaat bagi pimpinan, Dekan, Kaprodi dan dosen di lingkungan UNSUR," kata Rektor Universitas Suryakancana (UNSUR) Prof Dr H Dwidja Priyatno SH SM SpN.

Dalam tema Ceramah Umum Human Literacy di Era Disrupsi Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub menyampaikan pandanganya tentang bagaimana kondisi dunia saat ini khususnya Indonesia. 

Dalam penjelasanya, Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub menyampaikan beberapa pertanyan termasuk apa masalah dunia dan Indonesia saat ini diantaranya, mengapa Indonesia? kalah, lemah, tertinggal dan gagal.

Menurutnya jawabanya dalam new realities of global atau global dan lokal merujuk pada tulisan studi sejarah Arnold J Taynbee ada tiga yaitu, tantangan baru, kesempatan baru dan tanggapan Baru.

"Jika dikaitan dengan the new normal yaitu VUCA volatile, uncertai, complex, ambiguous dan VUCA vision, understanding, clarity dan agility, itu semua harus menjawab dari new realities of global," terang Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub.

Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub mengungkapkan, tidak ada satu carapun untuk sukses di masa depan, sebab kesuksesan bergantung pada keseimbangan antara iterasi, inovasi, dan disrupsi. "Jika Anda tidak mengganggu diri sendiri, itu akan menjadi hadiah yang diberikan oleh orang lain kepada Anda," ungkapnya.

Lalu bagaimana cara menghadapinya? salah satunya melihat sejaraj apa itu revolusi industri? revolusi industri adalah perubahan mendasar dalam cara produksi barang, dari tenaga manusia menjadi mesin. Sarana produksi yang lebih efisien dan tingkat produksi yang lebih tinggi memicu perubahan besar pada masyarakat industri.

Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub juga mengulas soal era Society 5.0 adalah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan teknologi untuk memecahkan masalah masyarakat dengan sistem data AI yang super cerdas.

Hal ini mewakili visi baru untuk masyarakat yang lebih cerdas dimana manusia, alam, dan teknologi menciptakan keseimbangan berkelanjutan yang didukung oleh data. 

Konsep Society 5.0 sendiri pertama kali diusulkan pada Sains ke-5 dan Rencana Dasar Teknologi oleh pemerintah Jepang sebagai masyarakat masa depan yang harus dicita-citakan Jepang. Adapun tahapannya masyarakat berburu (Society 1.0), masyarakat pertanian (Society 2.0), masyarakat industri (Society 3.0), dan masyarakat informasi (Society 4.0).

"Sebagaimana diungkapkan oleh Profesor Harayama Yuko, Profesor Emeritus di Universitas Tohoku dan saat ini anggota Dewan Direksi Elsevier Foundation, ORCID dan anggota Komite Pengarah Ilmiah Badan Penelitian Nasional Perancis (ANR Society):
“Society 5.0 adalah inisiatif yang menggabungkan ruang fisik atau dunia nyata dan dunia maya dengan memanfaatkan ICT secara maksimal, dimana mengusulkan bentuk ideal masyarakat masa depan yaitu masyarakat super pintar dan dianggap ini sebagai sebuah konsep yang harus dikembangkan bersama warga," tuturnya.

Maka menurut Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub dengan Society 5.0, digitalisasi adalah sebuah sarana, namun sebagai manusia harus tetap menjadi aktor utamanya. Secara tradisional, inovasi yang didorong oleh teknologi bertanggung jawab atas pembangunan sosial.

"Namun di masa depan, kita akan mengubah cara berpikir kita, berfokus pada bagaimana membangun masyarakat yang membuat kita bahagia dan memberikan rasa berharga. Itu sebabnya fokus pada kata masyarakat sebagai landasan kehidupan manusia," tambah Prof Dr KH Abdul Wahid Maktub.

SUMBER: www.radarcianjur.com

https://www.radarcianjur.com/cianjur-raya/94511642754/ceramah-umum-human-literacy-di-era-disrupsi-prof-dr-kh-abdul-wahid-maktub-pukau-civitas-universitas-suryakancana-unsur-cianjur
Bagikan halaman ini :